Kamis, 01 Agustus 2013

CONTOH BAB 1 LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi dapat diabaikan. ( Slamet Basuki, hal 1, 2006 )
Ilmu geodesi mempunyai dua maksud :
a. Maksud ilmiah              : menentukan bentuk permukaan bumi
b. Maksud praktis                        : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi.
Seperti yang kita ketahui bahwa bumi ini tidaklah rata, melainkan cenderung bergelombang dikarenakan bumi terdiri dari pegunungan, perbukitan dan lembah. Maka untuk dapat menggambarkan bagian permukaan bumi ini diperlukan suatu bidang perantara yang sedemikian rupa dibuat hingga pemindahan keadaan itu dapat dilakukan dengan lebih mudah. Ilmu ukur tanah merupakan salah satu mata kuliah pada semester I di Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember. Secara sederhana, mata kuliah ini mempelajari tentang pengertian pemetaan dan bagian cara memetakan. Oleh karena itu, mahasiswa diharuskan melaksanakan praktikum ilmu ukur tanah, yaitu memetakan salah satu area Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Jember.

1.2  Tujuan
Adapun maksud dari ilmu ukur tanah yaitu untuk mendapatkan  bayangan dari keadaan lapangan dengan menentukan tempat (unsur, jarak dan sudut) siatas permukaan bumi terhadap satu sama lain. Adapun tujuan praktikumnya adalah sebagai berikut:
a.       Menentukan beda tinggi antara titik satu dengan titik yang lainnya dipermukaan bumi
b.      Menentukan kemiringan lahan
c.       Menentukan tinggi pada suatu titik yang telah ditentukan
d.      Menggambarkan peta situasi pada pengerjaan pengukuran
e.       Menggambarkan profil memanjang dari hasil pengukuran
f.       Menggambarkan profil melintang dari hasil pengukuran
g.      Menggambarkan lahan

1.3  Manfaat

Materi serta Praktikum Ilmu ukur tanah sangat bermanfaat untuk mengetahui letak kedataran dan kemiringan tanah. Karena tanah merupakan dasar tempat untuk terbuatnya suatu bangunan. Jika kita tidak mengetahui kedataran tanah maka bangunan yang akan kita buat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Selain dapat mengetahui letak dasar tanah kita juga dapat mengaetahui cara menggunakan alat-alat ukur tanah seperti : waterpass, tripod, theodolit dsb. Dari praktikum tersebut kita bisa menentukan letak kedataran dari kemiringan suatu tanah.

Rabu, 19 Juni 2013

CONTOH PRAKATA SKRIPSI dan LAPORAN PRAKTIKUM


PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah di area Gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa). Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Praktikum Ilmu Ukur Tanah pendidikan Strata Satu (S1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.        Ir. Purnomo Siddy, M.Si., selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Ilmu Ukur Tanah sekaligus Kepala Laboratorium Survey dan Pemetaan;
2.        Sri Sukmawati, S.T., M.T., selaku Dosen Pembina Praktikum Ilmu Ukur Tanah;
3.        Agustira Rahman I., selaku Asisten Dosen;
4.        Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaannya laporan ini. Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat.

                                                                                                Jember, 28 Mei 2013



                                                                                                            Penulis

Kamis, 07 Februari 2013

CONTOH CERPEN


AKANKAH PELANGI MENYATUKAN KITA?

Konon, manusia yang hidup dalam keluarga Broken Home adalah manusia gagal dalam masyarakat. Tapi tidak dengan satu orang ini, seorang cewek yang begitu ceria dalam menjalani hari-harinya.
Dan inilah kisahnya
***
Semakin siang, semakin panas dan semakin mengantuk. Seperti itulah wajah-wajah anak kelas XI IPA 3 saat ini yang sedangmendengarkan ceramah pelajaran dari Bapak Sarto Mangkudirdjo Hadi Kusumo Diningrat. Seperti namanya yang begitu panjang dan penuh makna, orangnya juga penuh makna, sampai-sampai seluruh anak kelas XI IPA 1 sampai XI IPA 3 tidak pernah mengerti apa yang selalu dibicarakan olehnya saat mengajar Biologi di depan kelas. Beliau juga tipe guru yang sangat senang menggambar organ-organ manusia, mungkin bisa dikatakan kalau Pak Sarto ini pantas menjadi guru kesenian saja dibandingkan jadi guru Biologi.
Disaat semua anak IPA 3 sedang sibuk mencatat berjuta-juta kalimat di papan tulis, tapi tidak semua mencatat, ada yang ketiduran sampai udah mimpi ke Jakarta atau Amerika, ada juga yang sibuk berdandan. Memang sekarang ini kalau dilihat-lihat para siswa itu lebih banyak membawa alat kosmetik ditasnya daripada buku pelajaran.
***
            “Gw pengen pipis,” bisik Nisa pada teman sebangkunya yang sedang sibuk mencatat pelajaran.
            “Ya, sana ke kamar mandi!” jawab Nina tanpa menoleh sedikit pun ke Nisa karena tatapannya masih tertuju pada papan tulis di depan kelas.
            Nisa beranjak dari tempat duduknya dan mendekati meja guru yang sedang diduduki oleh guru killer itu, dengan jantung seperti mau takbiran.
            “Pak, mau izin ke kamar mandi?” pinta Nisa pada gurunya dengan wajah menunduk karena takut.
            “Mau ngapain ke kamar mandi?” Tanya Pak Sarto dengan mata menyelidik penuh kecurigaan pada Nisa.
            “Ya, mau pipis lah pak!” masak mau makan?” jawab Nisa dengan keceplosan. Sontak wajah Nisa menjadi merah karena malu dan ketakutan kalau-kalau mau di grogot Pak Sarto.
            Sontak seisi kelas XI IPA 3 SMA Puspa Harum mengalihkan pandangan kearah Nisa dan Pak Sarto yang saat itu sedang bertatapan penuh kekejaman seakan mereka ingin saling bunuh (Alah Lebay . . . hahaha!!! ). Beberapa detik kemudian terdengar suara tawa membahara diseluruh kelas sebab anak-anak tidak sanggup lagi menahan tawa karena ulah si Nisa.
            “Diam kalian semua!” teriak Pak Sarto dengan kecepatan suara supersonic yang membuat telinga anak-anak pada mengkerut semua. Dan dalam secepat kilat mereka semua diam dalam keheningan siang.
            “Apa yang kalian tertawakan? Tidak ada yang lucu disini!” lanjut Pak Sarto yang membuat suasana kelas menjadi semakin mencekam.
            “Kamu . . . (tunjuk Pak Sarto pada Nisa dengan mata melotot) cepat ke lapangan dan lari 10 putaran!” perintah Pak Sarto pada Nisa, yang sedang merutuki sendiri karena keceplosan bicara.
            “Iya pak,” jawabnya dengan nada yang sangat lemas kayak orang tidak makan selama 10 hari.
            Memang begitulah Pak Sarto, jenis guru yang suka memberi hukuman kepada muridnya tanpa ba-bi-bu lagi.
            Dengan langkah gontai Nisa menuruni satu demi satu anak tangga lantai XI IPA 3, yang saat itu baginya secara berjuta-juta anak tangga yang harus ia turuni untuk mencapai lapangan basket. Apalagi setelah meunuruni beberapa anak tangga dia harus segera melaksanakan hukuman Pak Sarto untuk lari keliling lapangan 10 putaran.
            “Betapa beratnya hari ini,” batin Nisa.
            “Dasar tuh guru tua, botak, ngeselin banget sih,” rutuk Nisa sambil berlari-lari keliling lapangan basket dengan setengah bahkan seperempat hati.
            “Kenapa? Dihukum ya?” tiba-tiba terdengar suara cowok yang lembut banget.
            “Ehh . . . iya . . a . .a,” Nisa menjawab dengan agak gugup karena ternyata cowok itu begitu tampan persis kayak Dude Herlino artis Jakarta itu.
            “Andaikan gue jadi pacarnya?” batin Nisa. Seakan bisa mendengar apa kata hati Nisa dengan tepat.
            “Bisa aja kok,” katanya dengan senyum yang manis banget ( gula aja kalah tuh ).
Nisa yang dari tadi Cuma melongo, tiba-tiba manggut mangggut tidak jelas sambil senyum-senyum sendiri yang embuat cowok itu tersenyum geli melihat tingkah Nisa yang aneh.
            “Lucu banget sih nih cewek,” batinnya dengan senyum kecil di bibirnya.
            “Gue Nisa,” kenal Nisa pada cowok itu sambil mengulurkan tangan. Dan cowok itu menyambut uluran tangan Nisa dengan lembut lalu memperkenalkan dirinya.
            “Gue Raga,” katanya.
            Siang itu begitu panas cuacanya apalagi harus ditambah dengan hukuman dari pak sarto,yang alhasil membuat Nisa ngos-ngosan setengah hidup. Tapi perkenalannya dengan Raga tadi membuat semua lebih baik.
***
            Dimalam yang penuh dengan cahaya bintang dilangit sana. Nisa duduk termenung dibawah pohon jambu sambil duduk dibangku panjang diteras rumahnya. Pikiran dan ingatannya melayang keperistiwa 8 tahun yang lalu saat ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya, betapa hari itu sangat membuat Nisa terpukul apalagi ayahnya sempat tidak mengakui kalau Nisa adalah putrinya. Wlaupun kejadian itu berlangsung beberpa tahun yang lalau tapi peristiwa itu mengguratkan luka menganga di batinnya, seakan dia tidak ingin memulai apapun dengan seorang laki-laki karena semua itu akan berakhir luka.
Kau bagaikan embun di pagi ku,
Membuat daun-daun hatiku basah olehmu,
Tapi kau berlalu bagai topan pergi ketika memporakporandakan hati ini,
Akankah pelangi menyatukan kita dalam warna kebersamaan yang indah ayah?

            Bulir-bulir air mata menetes dipipi nisa saat membaca bait puisi yang dia tulis disebuah kertas yang kini sudah sangat lusuh karena termakan usia, bait itu ia tulis delapan tahun yang lalu saat ayahnya meninggalkannya. Walau saat membaca bait itu dia menangis tapi semua itu juga telah menimbulkan semangat dihatinya untuk tetap cerinya dalam menjalani hari-harinya, dan tetap selalu disisih ibunya sampai kapanpun.
            Sambil mengusap air matanya dia melipat kertas lusuh itu dan menyimpannya kembali.
            “Ayah, aku akan tetap mengingatmu dan aku janji akan selalu tersenyum sepanjang hariku,” kata Nisa sambil berdiri dari duduknya semula.
            Sejak pertemuannya dengan Raga disiang itu mereka terlihat semakin akrab mereka selalu bersama – sama, belajar bersama adalah hal yang paling sering mereka lakukan. Sampai suatu ketika terdengar kabar bahwa mereka sudah jadian.
            Tiga bulan mereka menjalin cinta, dihari-hari Nisa selalu ada tawa bahagia, baginya hanya Raga yang mampu membuatnya selalu tertawa. Seperti bulan yang selalu menjadi satelit Bumi begitu juga dengannya hidupnya selalu berputar disekeliling Raga.
            Disaat tawa terdapat di hari-hari Nisa terdengar sebuah kabar bahwa Raga Caesar Prayoga telah meninggal dunia karena gagal ginjal yang dideritanya selama ini.
            “Raga, kenapa kau meninggalkan aku sendirian, kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu sakit Raga?” ratap Nisa diatas pusara Raga yang masih basah oleh air kembang.
            “Raga memang selama ini menderita gagal ginjal, tapi dia melarang tante untuk cerita ke kamu Nisa karena dia takut kamu sedih,” jelas ibu raga,
Yang membuatnya tertunduk dalam tangisnya, dan hal itu juga membuat ibu Raga juga ikut sedih sehingga mereka salaing berangkulan untuk merigankan beban masing-masing.
            Sesudah Nisa agak sedikit baikan, ibu raga menyerahkan sepucuk surat beramplop coklat pada Nisa.
            “Raga menitipkan ini untuk kamu.”
Nisa membuka amplop surat itu dengan air mata tertahan, setelah membuka amplop coklat itu dia membaca suratnya dengan dada penuh sesak.
Dear Nisa
Maafkan aku yang lancing mencintaimu Nisa?
Maafkan aku yang telah menjadi pusat berputarmu selama ini.
Maafkan sebab aku harus pergi ke suatu tempat yang jauh nis.
Mungkin saat kau membaca surat ini aku telah pergi dari hidupmu selamanya
Nisa . . . . . jangan kau tangisi kepergianku
Karena aku hanya ingin pergi dengan melihat tawamu
Tersenyumlah nisa!
Yakinlah! aku akan tetap disisimu dihatimu nis.
Saat kau merindukanku lihatlah pelangi ketika hujan telah usai dan disaat itu jualah aku juga melihatmu karena keindahan pelangi yang akan menyatukan kita.
From Raga (I will always love you)
***
Satu tahun kepergian Raga telah berlalu hidup Nisa berjalan normal kembali walau dia tidak akan pernah melupakan Raga.
***
Saat itu hujan turun dengan derasnya, ketika hujan mulai reda beberapa jam kemudian, muncullah pelangi yang begitu indah membelah langit yang kelam. Tiba-tiba nisa teringat kata-kata Raga dalam suratnya.
            “Ternyata kau disana Raga, pelangi telah menyatukan kita seperti yang kau bilang,” gumam Nisa sambil terus memandangi pelangi itu dengan penuh kerinduan pada kekasihnya “Raga”.

The End

Karya Aprilia Ananta W / XI IPA 3 / SMA Negeri 1 Cluring

Rabu, 06 Februari 2013

KARYA ILMIAH UPAYA PENCEGAHAN MEROKOK PADA USIA REMAJA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sekarang ini tempat-tempat umum banyak dijumpai remaja yamg asyik merokok bersama kawan-kawanya. Tempat-tempat umum tersebut diantaranya, terminal, pasar, dan pinggir-pinggir jalan. Setelah itu, di media elektronik maupun media massa seperti televisi dan koran telah banyak diberitakan. Mulai dari banyaknya remaja merokok, tempat-tempat biasa mereka merokok, bahaya merokok pada usia remaja, dan sanksi yang di berikan kepada mereka. Tak kecuali di buku-buku ilmu pengtahuan dijelaskan remaja-remaja sekarang ini sudah banyak yang mengkonsumsi rokok. Bahkan dengan sendiripun mereka berani merokok dengan leluasa karena mungkin orang tua sedang tidak di rumah, depresi gara-gara bertengkar dengan orang tua, teman atau pacar.
Sebenarnya telah banyak dijelaskan bahaya merokok bagi kesehatan, seperti papan-papan iklan, televisi, poster, dan spanduk yang semua membahas bahaya merokok. Jika kita membaca buku ilmu pengetahuan tentang rokok, kita juga akan menemukan bab-bab yang menjelaskan bahaya merokok. Tak lepas dari peranannya, orang tua pun pasti memberi tahu tentang bahaya merokok bagi kesehatan apalagi pada usia remaja. Padahal bungkus rokok itu sendiri juga telah tertulis bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Oleh karena itu, merokok harus dicegah.
Beberapa orang juga ikut berperan dalam mencegah merokok. Orang-orang yang berperan tersebut sebagian terbesar dari orang-orang terdekat. Misalnya, orsng tua dan guru. Di tempat-tempat umum, seperti di hotel, halte, kereta eksekutif, ruangan ber-AC, ruang rapat, rumah sakit, POM bensin, dan di dalam kendaraan kita jumpai tulisan “No Smoking”, yang maksudnya dilarang merokok. Bahksn pemerintah pun ikut serta membuat larangan merokok.
1.2 Rumusan Masalah
          Kebanyakan usia remaja 12 sampai 18 tahun, biasa senang mencoba hal-hal yang dianggap baru dan ingin melakukan sesuatu apa yang menurut mereka memantang, seperti merokok. Seringkali remaja di usia sekolah berbaur dengan perokok dewasa. Seperti orang tua atau saudara tertua di rumah. Khususnyaseorang ayah yang memiliki kebiasaan merokok. Dan seringkali ayah lalai menyimpan kembali rokok-rokok yang masih utuh, bahkan setelah selesai merokok terkadang ayah tidak mematikan puntung rokok, tetapi hanya di letakkan begitu saja di atas meja. Sehingga remaja tersebut timbul rasa ingin tahu, selanjutnya mencoba-coba merokok. Setelah mereka mencoba merokok, mereka merasa ada kenikmatan yang membuat mereka ingin terus mencoba atau bisa di katakan kecanduan. Bagaimana upaya pencegahan merokok pada usia remaja?